Tak terganti
( Karya Rachmat Priyanto, Alumni SMANSA tahun 1992 )
(Puisi ini aku buat teruntuk semua bpk ibu guruku dari SD hingga S2 yang pernah mendidik aku hingga aku menjadi seperti saat ini dan juga untuk memperingati hari guru 2020)
Seberkas Cahaya itu begitu redup dan nyaris padam dari kejauhan.
Engkau datang merenda suluh yang terburai tuk sulutkan secercah cahaya keabadian
Cahaya itu bengkit memberi terang dan menghangatkanku di sepanjang lorong kehidupan
Itulah guru sang pemberi berjuta cahaya terang dari kelam dan temaramnya kegelapan
Jejak langkah itu begitu sulit dan berliku
Diri ini begitu lemah dan terjatuh luruh tiada mampu
Engkau datang menguatkan tekadku dan menyemangatiku agar ku bertahan langkahkan kakiku
Itulah guru sang motivator sejati yang tak pernah lekang oleh tajamnya semilu waktu
.
Tak terbayangkan olehku yang bagai seonggok debu jika guru tak pernah ada dalam hidupku.
Kaulah pengumpul ilmu yang terserak, mengajariku dan membimbingku dengan jiwa dan hatimu
Kaulah penebar kebaikan disaat semua mata hanya memandangmu dengan sebelah pandangan
Itulah guru yang mengabdikan seluruh hidupnya demi ilmu berserta segumpal harapan
Hatimu begitu tulus dan ikhlas mengabdi walau nasibmu begitu kelam oleh pedihnya realita
Trimakasih atas dian ilmu yang kau suluhkan yang telah membebaskan setiap insan dari kebodohan demi mewujudkan segala cita-cita dan impian terpendam mereka.
Siapapun tak akan mampu membalas budi baikmu walau seluruh nyawa dan raga telah diserahkan
Guru, kau kan selalu ada di hati dan di setiap hela nafas seluruh insan
Tanpamu, guru
Angin bertiup lirih tak bermakna, berhembus lesu di sela daun cemara dan terhempas ke batu karang lalu bisu basahi pasir putih itu.
Hujan yang basahi kemarau takkan mampu redakan resah dan senja yang tlah kehilangan ronanya takkan mampu basahi jingga
Tinggallah aku sendiri bagai tulang kering tanpa nyawa yang menatapmu dari kejauhan
Guru, kau takkan pernah tergantikan.
(Depok 25 November 2020)
Leave a Reply